Pages

Wednesday, June 8, 2011

Karena Aku Mencintainya



Hallo sahabatku, kali ini aku ingin bercerita tentang sebuah cinta yang dialami sepasang kekasih. Kekasih yang sudah saling memadu kasih dan saling mengikat janji untuk sehidup semati. Mari yuk simak ceritanya ya !!
Mimin adalah seorang wanita sederhana yang sangat mencintai kekasihnya Roni. Begitu pula Roni yang sangat mencintai Mimin dengan segala yang ia miliki. Roni mengakui bahwa ia bukan anak dari keluarga kaya, dia adalah anak dari seorang petani yang menggarap sawah dan lading orang lain setiap harinya.
Mimin mencintai Roni bukan karena ia kaya atau tidak, Mimin tetap mencintai Roni bahkan saat keluarganya di fitnah menyebarkan hama dan kedua orang tua Roni tidak di pekerjakan lagi. Walaupun begitu, Roni tetap bersemangat untuk kuliah. Karena baginya Mimin adalah semangatnya saat ini.
“Min, apakah kamu mencintaiku?” Tanya Roni kepada kekasihnya. Namun, kekasihnya itu hanya diam dan tersenyum saja. Ia mengambil sepasang batu besar dan menunjukan kepada kekasinya itu. “Keras bukan batu ini, aku berusaha menghancurkannya pun tak sanggup hancur. Dain inilah cintaku kepadamu, seberapa kuat ada yang menghancurkan kita, aku akan berada untukmu”, jawaban itu menbuat Roni semakin yakin kalau Mimin pasangan hidupnya nanti.
Ternyata Mimin memang menepati janji yang dia katakan kepada Roni. Mimin tetap setia menemani Roni saat dia sedih maupun senang. Mimin tetap member semangat saat kekasihnya itu jatuh dan hampir putus asa.

Tiga tahun sudah mereka menjalani kisah dalam hubungan mereka. Semakin kuat cinta mereka ternyata semakin besar tantangan yang harus mereka hadapi. Seberat apapun, Roni meyakinkan Mimin kekasihnya kalau mereka akan bersatu suatu saat nanti.
Karena sudah yakin dengan hubungan yang ia jalani, Roni akhirnya memutuskan untuk melamar Mimin. Roni dan orang tuanya pergi kerumah Mimin saat itu juga.
Namun, apa yang terjadi, “Aku menolak lamaranmu Ron, ayahku menjodohkan aku dengan orang kaya dari negeri seberang. Aku memilih untuk menikah dengannya, karena hidupku pasti akan terjamin dari pada menikah dengan kamu Ron”, itulah kata-kata yang terlontar dari mulut Mimin kekasih yang ia sayangi dan ia banggakan.
Roni hanya diam saja tidak membalas perkataan Mimin, namun dalam hatinya, ia berkata DIMANA JANJI ITU, KENAPA KINI MIMIN YANG MENGHIANATIKU HANYA KARENA AKU MISKIN?
Setelah kejadian penolakan lamaran itu, Roni mulai menyelesaikan kuliahnya dengan semangat. Ia bertekat bahwa suatu hari nanti ia mampu menunjukan kepada mantan kekasihnya itu, kalau ia bias juga menjadi orang kaya seperti calon suami yang akan dinikahinya itu.
Roni bekerja keras sekali, dan usahanya itu menghasilkan buah yang membanggakan sekali. Sekarang Roni adalah seorang pengusaha berhasil yang mengendalikan beberapa perusahaan di Asia. Ia mampu membeli mobil mewah, rumah mewah, bahkan ia mampu membeli sawah yang dulunya tempat orang tuanya bekerja.
Roni teringat akan niatnya untuk menunjukan kaberhasilannya kepada Mimin, mantan kekasihnya yang sudah menghianatinya itu. “Mimin pasti kecewa telah menolak lamaranku”, dengan yakinnya ia mulai pergi ke rumah orang tua Mimin.
Namun, di tengah perjalanan, ia bertemu dengan sepasang orang tua yang kumuh dan tak terurus keluar dari tempat pemakaman umum. Roni mengenal orang tua itu, ITU KEDUA ORANG TUA MIMIN!! Roni menghampiri mereka dan bertanya dari makam siapa. Ternyata yang Roni lihat itu adalah makam mantan kekasihnya sendiri yang sudah ia caci maki dan ia tuduh macam-macam.
Ternyata Mimin mengidap penyakit kanker hati stadium akhir, dan semua harta kedua orang tuanya sudah habis untuk pengobatan Mimin. Namun, takdir berkata lain, Mimin harus pergi untuk selamanya. Mimin tidak mau kalau mereka menikah, mimin hanya akan menjadi benalu dalam rumah tangganya nanti, lebih baik ia berbohong dengan cara membuat cerita bohong untuk menikah dengan pengusaha kaya. Itu membuat hati Roni hancur berkeping-keping. Kekasih yang sudah ia caci maki itu berkorban untuk kebahagiaannya.
Sahabatku, terkadang berkorban untuk orang yang kita cintai memanglah menyakitkan, tapi percayalah kalau kita ikhlas, pasti semuanya akan indah pada waktunya. J

No comments: