Aku gak tau
harus memulai dari mana. Cerita itu datang dan pergi semaunya sendiri. Aku punya
sesorang yang ku anggap special. Memang, aku pernah menyakitinya dengan cara
menduakan dia. Tapi itu aku sadari. Aku tau aku salah dan aku sudah berusaha
untuk memperbaiki semuanya. Namun, sia-sia sudah usahaku membuatnya kembali
percaya. Dia bilang, “AKU KECEWA”. Aku tidak dapat mengelak karena memang itu
salahku. Tapi kupikir, manusia tak sepenuhnya akan melakukan hal yang benar. Manusia
bukan Tuhan yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Tapi mungkin dia
ingin orang yang sempurna yang tak pernah membuat salah dalam hidupnya.
Atau bias dibilang
sekarang aku lelah. Aku lelah meyakinkanya. Aku lelah menunjukan padanya bahwa
aku menyesal. Karena dimatanya mungkin aku ini orang yang bersalah dan
selamanya aku salah.
Kuputuskan untuk
mengakhiri semua ceritaku bersamanya. Ku biarkan dia mencari apa yang menjadi
kesempurnaanya. Dan ku lanjutkan hidupku. Ku piker, sudah cukup untuk
memberinya bukti bahwa ku menyesal. Aku punya jalan yang harus aku tempuh, aku
tak mau berhenti hanya untuk hal yang tak pernah pasti dalam hidupku. Aku punya
sahabat yang masih mau menerima ku dengan segala kekuranganku. Aku masih
mempunyai orang tua yang setiap hari memberiku hal luar biasa dalam hidupku. Dan
aku tak ingin kebahagiaanku hilang karena ketidakpastian itu.
Ku anggap
ini pertemuan singakat bersamanya, mengenal kepribadiannya walaupun hanya
sesaat. Berterimakasih aku kepadanya karena dia membuatku mengerti akan
pentingnya memaafkan dari sebuah kesalahan. Mengerti akan pentingkan kesempatan
kedua untuk seseorang agar bias menjadi yang lebih baik.
Kuanggap lunas :)
pertemuan singkatku
No comments:
Post a Comment