Pages

Wednesday, June 15, 2011

Love Them Anyway


People are often unreasonable,
Irrational and self-centered,
Forgive them anyway.

If you are kind, people may accuse you,
Or selfish ulterior motive,
Be kind anyway.

If you are successful, you will win some
Unfaithful friends and some genuine enemies,
Succeed anyway.

If you are honest and sincere, people may deceive you,
Be honest and sincere anyway.

If you find serenity and happiness, some may be jealous,
Be happy anyway.

The good you do today will often be forgotten,
Do good anyway.

Give the best you have and it may never be enough,
Give your best anyway.

In the final analysis, it is between you and GOD,
It was never between you and them anyway.

-Mother Teresa-

Sunday, June 12, 2011

Pertemuan dan Perpisahan


Ada pertemuan, pastinya ada sebuah perpisahan. Memang perpisahan terlalu berat untuk kita terima dalam kehidupan kita, apalagi kalau perpisahan itu menyangkut hati dan pikiran kita.
Kamu telah meninggalkan aku sebagaimana mestinya yang sudah di gariskan oleh Tuhan. Maka aku akan menerima kepergianmu dengan sebuah keikhlasan. Tuhan mungkin hanya memberi peristirahatan sementara padamu di hatiku saat aku bertemu denganmu. Dan sekarang Tuhan ingin kamu melanjutkan pencarianmu, yang memang bukan berlabuh padaku.
Pertemuan kita yang sementara ini memang sangat luar biasa yang Tuhan kasih buatku. Mampu menyayangimu dengan seutuhnya merupakan hal yang terindah yang pernah aku berikan padamu. Aku tak akan pernah menyesal pernah mengenalmu dan mempersilahkanmu hadir dalam kehidupanku.
Perpisahan ini hanya saja membuat kita belajar menjadi dewasa untuk menanggapinya, apakah kita mampu berteman atau kau ingin selamanya menjauh dariku. Itu keputusanmu. Kau yang mengakhiri semua ini, dan aku akan tetap menghargai apa yang menjadi keputusanmu.
Terima kasih atas semua yang telah kamu berikan buatku selama ini. Terima kasih atas pelajaran berharga yang telah aku dapatkan selama aku bersamamu. Terima kasih atas kekuatan yang aku peroleh setiap harinya saat aku menghadapi persoalan bersamamu.
Kamu membuatku semakin tegar saat kamu merapuhkan bangunan yang telah aku bangun selama ini. Kamu membuatku mengerti akan arti  bagaimana mempertahankan dan di pertahankan.
Kamu membuat aku semakin kuat saat kamu meniupkan angin dingin dari sikapmu itu. Aku belajar untuk mampu mengerti apa yang setiap hati inginkan.
Disaat kamu membuat kesesakan di dalam dadaku, kamu juga yang telah membuat aku untuk menciptakan suatu kelegaan tersendiri.
Disaat kamu jatuhkan aku dengan hal yang tak bisa ku bayangkan, kamu yang membuat aku mempunyai semangat untuk bangun. Untuk kembali berkarya dalam hidupku dan berpikir kalau kamu tak akan bisa membuatku terpuruk lagi.
Terima kasih atas apa yang telah kamu bangun dalam hidupku disaat kamu bersamaku. Kamu membuatku lebih bijaksana saat aku harus berada di antara kebohonganmu itu. Kamu yang membuat aku semakin kuat disaat kamu melukai hatiku. Dan kamu pula yang mengasah ketegaranku disaat kamu telah mulai membenciku dengan setiap hal yang aku lakukan padamu. Terima kasih atas apa yang telah kamu berikan, karena disetiap hal yang kau berikan, disitu aku belajar kehidupan.
Perpisahan memang hal yang aku benci. Tapi selama kita di pertemukan, aku merasa bahagia telah mampu bersamamu walapun hanya sementara saja. Kamu pernah ada dalam pikiran dan hidupku, maka akupun harus berterimakasih atas waktu dan perhatianmu kepadaku.
Tuhan memang adil dan akan selalu adil kepada umatnya. Kini Tuhan telah memberimu jalan lagi untukmu berjalan dalam pencarianmu. Terima kasih karena kamu telah singgah sebentar dalam pelabuhanku.

Dia-pun Pantas kita Sayangi


Wanita tua itu tersenyum
Tangan mengadah meminta belas kasihan
Walaupun terkadang hinaan menghampirinya,
 ia tak pernah berhenti untuk tersenyum.

Tubuhnya yang renta tak ia hiraukan,
Sepanjang orang berjalan di depannya, ia mengucapkan doa
Doa yang indah sekali.

Dimana keluarganya?
Kenapa ia sendirian.
Siapa yang mengurusnya?
Tak seharusnya ia disitu dimasa tuanya.

Tuhan, hati ini tergerak untuk mendekatinya,
Duduk disebelahnya tanpa rasa jijik,
Memandang wajah tuanya yang tetap tersenyum,
Dan merangkulnya dengan rasa haru.

Tuhan, kenapa kadang hidup ini keras dan tidak adil?
Kenapa wanita tua itu harus berjuang dengan cara seperti ini?
Mana anaknya?
Yang seharusnya menemaninya dimasa tuanya yang rentan itu,

Kaki ini sebenarnya tak ingin melangkah,
Rasa kasihan, rasa haru, marah dan sedih membuatku ingin tetap disitu,
Memang wanita itu bukan ibuku, bukan saudara nenekku, bukan keluargaku,
Tapi dia pantas mendapatkan pelukan, Tuhan.

Saat aku menaruh sesuatu di kaleng yang dia bawa,
Tangan ini digenggamnya,
Di ucapkannya doa-doa keselamatan dan kesuksesan,
Dan tangan ini dicium olehnya, bagaikan perilaku budak kepada tuannya.

Ini GILA!!!!! Sangat GILA!!
Belum pernah hatku merasa gelisah saat dia mencium tangan ini,
Aku tak pantas Nek, harusnya aku bukan Nenek
Terima kasih Nek atas doa-doa yang kau ucapkan,
Semoga Tuhan membalas doamu, dan mendengarkan harapanmu.

Berkali-kali kata terima kasih terlontar dari mulut wanita tua itu,
Langkah kakiku meninggalkan pengemis tua itu,
Dari jauh, wajahnya tak merasa muram,
Malah jauh lebih indah bila kupandang,
Dia tetap tersenyum.

Tuhan, aku memang orang berdosa,
Tapi aku punya permintaan untuk wanita itu,
Tuhan, biarpun ia hanya pengemis tua yang tak pernah dipandang siapapun,
Atau dipandang sebagai sampah jalanan,
Aku mohon padaMU,
Jadikan hidupnya berarti buatMU.
Karena saat aku melihatnya, aku jadi ingat wanita hebat dalam rumahku,
Aku tak akan meninggalkan ataupun menyiakan dia saat hari tuanya.

Merah Putihku



Sahabat, tau gak, aku sedang sebel sesebel sebelnya.. kenapa oh kenapa? Setelah aku liat siaran berita dari salah satu stasiun TV, aku jadi geregetan ama orang-orang di Indonesia yang jalan pikiran mereka aneh, sahabat. Gak usah di sebut lah ya apa. Tapi ini mengenai BANGSA KITA!! PAHLAWAN KITA!! BENDERA MERAH PUTIH maannn !!!! ini bukan tentang menyembah berhala atau ini bukan tentang melawan aturan Yang Maha Kuasa. Tapi ini tentang PENGHORMATAN KEPADA PAHLAWAN demi NEGARA INDONESIA man!!!
Apa artinya atau Kenapa sih setiap hari senin kita mesti ada upacara bendera dan kita juga harus hormat kepada Sang Merah Putih? Come On Guys !! kita orang Indonesia, dan untuk merebut kembali negara Indonesia juga tidak gampang! Itulah mengapa alasannya kita harus menghormati bendera Merah Putih. Itulah mengapa kita harus menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia sebagai kebanggaan kita jadi warga NKRI man!!
Dan ternyata Masih ada orang yang bilang kalau menghormati bendera Merah Putih itu menyembah berhala(musrik). Ayolah, kita ini tinggal di Negara yang menghormati pahlawan yang telah membela Negara kita sampai titik darah pengahbisan, so kalau masih mau tinggal di NKRI hargai pahlawan kita yang sudah gugur di medan perang dong!!
Mereka yang tak mau menghormati bendera Kebangsaan sama saja mereka tidak menghormati Negara mereka sendiri yang telah dijajah oleh bangsa lain. Mau jadi apa kalau dulunya kita tida ada pahlawan yang mau membela Negara kita? MASIH DIJAJAHLAH kita..
Hormat kepada Sang Merah Putih itu bukan melencong dari aturan agama, kita diajarkan untuk menghormati jasa Para Pahlawan yang telah gugur di medan perang saat mereka berperang merebut kembali Indonesia ini guys. Merah Putih itu juga bisa berkibar dengan jasa mereka yang rela bertaruh nyawa untuk mengibarkan bendera Kebangsaan dan menurunkan bendera penjajah.

Wednesday, June 8, 2011

Karena Aku Mencintainya



Hallo sahabatku, kali ini aku ingin bercerita tentang sebuah cinta yang dialami sepasang kekasih. Kekasih yang sudah saling memadu kasih dan saling mengikat janji untuk sehidup semati. Mari yuk simak ceritanya ya !!
Mimin adalah seorang wanita sederhana yang sangat mencintai kekasihnya Roni. Begitu pula Roni yang sangat mencintai Mimin dengan segala yang ia miliki. Roni mengakui bahwa ia bukan anak dari keluarga kaya, dia adalah anak dari seorang petani yang menggarap sawah dan lading orang lain setiap harinya.
Mimin mencintai Roni bukan karena ia kaya atau tidak, Mimin tetap mencintai Roni bahkan saat keluarganya di fitnah menyebarkan hama dan kedua orang tua Roni tidak di pekerjakan lagi. Walaupun begitu, Roni tetap bersemangat untuk kuliah. Karena baginya Mimin adalah semangatnya saat ini.
“Min, apakah kamu mencintaiku?” Tanya Roni kepada kekasihnya. Namun, kekasihnya itu hanya diam dan tersenyum saja. Ia mengambil sepasang batu besar dan menunjukan kepada kekasinya itu. “Keras bukan batu ini, aku berusaha menghancurkannya pun tak sanggup hancur. Dain inilah cintaku kepadamu, seberapa kuat ada yang menghancurkan kita, aku akan berada untukmu”, jawaban itu menbuat Roni semakin yakin kalau Mimin pasangan hidupnya nanti.
Ternyata Mimin memang menepati janji yang dia katakan kepada Roni. Mimin tetap setia menemani Roni saat dia sedih maupun senang. Mimin tetap member semangat saat kekasihnya itu jatuh dan hampir putus asa.

"More Than Just A Friend"



Hello, hello, hello, Sahabatku, apa kabar? Sharingku kali ini mengenai sahabat. Siapa sahabat yang anda anggap jadi sahabat sejati anda? Si A atau Si B? Sahabatku kali ini adalah sabahat yang bisa aku bilang dia LUAR BIASA. Anugerah Tuhan buat aku. Teman-teman pasti juga pernah mengalami apa yang aku alami sekarang ini.
Sahabatku ini sangat cantik, lebih tua dariku dan lebih berpengalaman tentang hidup dari padaku. Sahabat yang mau berada di sampingku setiap detik dan waktunya. Meluangkan waktunya untuk mendengarkan ceritaku. Dia mau memberiku saran yang bijaksana untukku mengambil sebuah keputusan. Hebatnya lagi dia tidak pernah mengeluh kalau aku bercerita tentang hal kehidupan pribadiku. Sahabatku ini ingin tahu semua tentang hidupku, duniaku, dan hatiku.
Nyaman sekali punya sahabat seperti dia, rasa beban yang aku pikul terlepas saat aku bercerita dan bersendau gurau dengannya. Dia adalah Ibuku sendiri. Ya, Ibuku yang telah mengandung aku selama 9 bulan dan melahirkan aku dengan nyawa sebagai taruhannya. Dia adalah sahabatku. Sahabat terbaik di seluruh dunia yang pernah aku miliki dalam hidupku.

"KU Peluk kau Dengan KasihKU"



Hallo sahabatku, Dalam kasih tentunya kita mengenal dengan hal memeluk. Namun, kali ini beda dengan berpelukan seperti biasanya. Kita memeluk sahabat kita, saudara, ataupun orang tua dengan kasih. Kasih mengajarkan kita untuk berbagi kebahagiaan satu sama lain. Aku mengasihimu dengan segala yang aku punyai.Keajaiban yang aku ingin tunjukan adalah kisah seorang anak yang sekarang telah berhasil membuat kasih dalam keluarganya. Kisah ini aku tulis dari pengalaman seorang anak yang kini mendapat kebahagiaan itu. Inilah kisah itu:
Aku adalah seorang gadis yang lahir di keluarga yang sangat keras. Orang tuaku punya kepribadian yang sangat berbeda. Kami memang bukan orang kaya, namun segala kebutuhan kami terpenuhi semuanya. Ibuku seorang ibu rumah tangga biasa. Beliau sangat sensitive dengan segala sesuatu yang mampu menyentuh hatinya. Sehingga aku pun harus berhati hati saat berbicara padanya, takutnya aku menyinggung perasaannya.
Sedangkan ayahku sangatlah berbeda dari ayah teman-temanku. Ayah sering mabuk-mabukan tak jelas dan suka menghamburkan uangnya demi kesenangannya sendiri. Beliau sangat keras sekali mendidikku. Ayah ingin aku setangguh anak lelaki, dan beliau memberiku tekanan supaya aku tumbuh seperti lelaki. Kadang kalau aku membuatnya marah, ayah sering main tampar dan pukul ke arahku. Itu membuat ibu sangat semakin kesal dengan ayahku.
Aku memang tumbuh di keluarga yang bisa dibilang tidak harmonis. Ayah pemabuk dan ibuku selalu marah-marah dengan alasan sudah lelah dengan sifat ayahku. Disini aku anak satu-satunya mereka. Aku  bingung sendiri melihat tingkah mereka yang seperti anak kecil.
Kami adalah keluarga kristiani. Namun, orang tuaku bisa dibilang tak beriman sama sekali.. Setiap hari minggu aku berangkat ke rumah ibadah sendirian. Aku berdoa sendirian. Kadang, dalam doaku, aku menangis, aku merindukan suasana hangat saat kami bertiga bisa berdoa bersama dan ke rumah ibadat bersama. Namun, aku menyerah, sudah berulang kali aku mengingatkan mereka untuk tetap ingat kepada Tuhan, malah aku di tertawakan. Mereka bilang, Tuhan itu tidak adil, hanya mampu memberi cobaan yang bertubi-tubi kepada umatnya. Tapi dalam hatiku, Tuhan itu adil, Tuhan punya rencana lain untuk menyentuh hati kedua orang tuaku.